Manusia hidup di dalam suatu tempat yang melingkupinya
(lingkungan). Karena itu, manusia akan selalu bersentuhan dengannya. Dan dalam
prosesnya akan terjadi hubungan timbal
balik. Jika manusia berbuat baik kepada alam maka alam akan memberikan kebaikan
pula kepada manusia dan sebaliknya.
Gunung
muria yang dapat di sebut sebagai paru-paru kota kudus , mempunyai peran
penting dengan masyarakat yang tinggal di sekitarnya . yaitu sebagai tempat
penyuplai udara yang berkualitas di kota ini dengan hutan yang ada . namun,
perlu diketahui peran penting tersebut
tidak akan berjalan dengan baik tanpa peran manusia yang ada di sekitarnya.
Peran
apa yang dapat dilakukan manusia? Salah satunya adalah: menanam pohon serta
merawatnya . karena menanam tanpa merawat tidak akan membuahkan hasil yang
maksimal.
Namun,
yang lebih penting adalah: menanam kesadaran dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan. Dengan begitu, semakin banyak orang yang sadar dengan pentingnya
lingkungan hidupnya tentu akan berdampak besar terhadap terjaganya lingkungan
hidup.
Akan
tetapi, untuk menanamkan kesadaran bukanlah hal yang mudah tetapi bukan tidak
mungkin untuk dilakukan, terutama kepada orang yang sudah terbentuk sikap acuh
tak acuh kepada lingkungannya. Untuk itu, dalam menanam kesadaran pentingnya
lingkungan bagi kehidupan harus dilakukan sejak dini sehingga hasilnya akan
lebih maksimal.
Karena, dengan
menanamkan pemahaman mengenai nilai-nilai yang baik sejak dini akan membuahkan
output yang lebih kuat dibandingkan dengan menanamkan pemahaman kepada orang
yang sudah dewasa. Hal itu disebabkan ketika seorang anak diberi sebuah
pemahaman (fahm) anak dan disampaikan secara terus menerus akan membawanya pada
tingkat perilaku yang terstruktur maksudnya yaitu anak akan mengambil pemahaman
yang diterimanya sebagai perilaku sehari-hari dan tidak mudah untuk hilang.
Berbeda dengan orang yang sudah dewasa ketika ia diberi suatu pemahaman tentang
pentingnya lingkungan dalam hal ini sedang orang tersebut sudah terbentuk karakter
yang bertentangan dengan pemahaman yang baru diterimanya maka akan terjadi
penolakan minimal pengingkaran dari yang disampaikan padanya.
Adapun yang
menjadikan orang dewasa sulit menerima pemahaman tentang pentingnya lingkungan
hidup (LH) bagi dirinya dan orang lain, hal itu tak lain karena mereka sudah
terbentuk karakternya. Akan tetapi, bukan berarti tidak ada peluang bagi orang
dewasa untuk dapat menerima pemahaman tentang pentingnya lingkungan hidup.
Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh kemampuan orang dalam mencerna suatu
informasi yang diterimanya.
Ketika kita
analisis lebih jauh, maka kita akan menemukan sebuah perbedaan (difference)
antara anak yang mudah menerima informasi dan langsung diserap dengan orang
dewasa yang agak sulit menerima informasi yang baru diterimanya.
Dalam teori
Tabula rasa kita temukan bahwa manusia ketika baru lahir seperti kertas putih
yang kosong, dia akan menerima apa yang dituliskan dan diwarnakan padanya dan
ini dapat kita ibaratkan sebagai anak kecil, ketika dia mendapatkan informasi
dia akan menerimanya tanpa mengolah terlebih dahulu, dalam kasus ini mengenai
penanaman kesadaran pentingnya lingkungan hidup. Sedangkan, pada orang dewasa
kasusnya berbeda karena ia sudah mempunyai tulisan dan warna yang sudah
diterimanya sehingga ketika informasi tentang pentingnya lingkungan hidup ini
adalah perkara yang baru ia dapat ia akan memprosesnya terlebih dahulu.
Sehingga menimbulkan dua kemungkinan dia menerima atau dia menolaknya.
Jadi menanamkan
kesadaran atau nilai-nilai yang penting itu sebaiknya dilakukan semenjak dini
sehingga hasilnya akan lebih baik. Meskipun tidak menutup kemungkinan pada
orang dewasa pun akan berhasil.
ya bagus boss,, boleh ya q copy buat refrensi aku, dan seemoga bermanfaat untuk aku dan untuk penulis, dan semua para pembaca, tanks for article. it's very good.
ReplyDelete